Halaman
117
Menelaah Cerpen
i
Menelaah
Menelaah
Cerpen
Cerpen
19
Anda pernah menonton sebuah drama, bukan? Dalam sebuah
pementasan drama terdapat unsur-unsur seperti penokohan, dialog
dan latar dalam Pelajaran ini.
Pada Pelajaran 9 ini, Anda akan belajar mengidentifi
kasi
unsur-unsur dalam pementasan drama. Selain itu, Anda pun akan
belajar menceritakan kembali cerpen yang pernah Anda baca,
menganalisis nilai-nilai dalam cerpen, dan mengaplikasikan
komponen kesastraan teks naratif.
9
9
S
u
m
b
e
r
:
D
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
P
e
n
e
r
b
i
t
117
117
Pelajaran
Pelajaran
Alokasi waktu: 16 jam pelajaran
Peta
Peta
Konsep
Konsep
terdiri atas
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
mencatat pokok berita
Mengidentifi kasi unsur-
unsur pementasan
drama
Berwawancara
Menceritakan isi
cerpen atau novel
Menelaah komponen
kesastraan teks
prosa naratif
• mencatat hal
penting dari
cerpen/novel
• menyampaikan
hal penting dari
cerpen/novel
• mencatat nilai
penting dalam
cerpen
• mengidentifi kasi
nilai-nilai dalam
cerpen
• menentukan
tokoh dan latar
• menentukan
konfl ik
Kegiatan
Bersastra
• mahami aspek
kesastraan
• menganalisis
unsur kesastraan
cerpen/novel
118
118
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Dalam pelajaran berikut, Anda akan menonton drama dan
berlatih menanggapi pementasan drama tersebut. Menanggapi
isi drama tentu tidak mudah, Anda harus memahami unsur
intrinsiknya.
Karya drama merupakan jenis karya sastra yang dibangun
oleh unsur intrinsik, satu kesatuan karya itu mem bentuk kesatuan
(totalitas). Unsur intrinsik tersebut dapat dikaitkan dengan
kehidupan Anda sehari-hari.
Berikut naskah drama yang akan dibacakan oleh teman-
teman Anda. Tutuplah buku Anda dan perhatikanlah dengan
saksama saat teman-teman Anda membacakannya. Cermatilah
unsur tokoh, konfl ik, latar, tema, dan pesan yang ada dalam drama
tersebut.
Maling
Karya Puntung C.M. Pudjadi
Para Pelaku:
1. L (Lurah)
2. J (Jagabaya)
Pentas menggambarkan sebuah pendopo
kelurahan. Malam hari itu Lurah sedang berbin-
cang-bincang dengan Jagabaya dan Carik.
01. L : Saya mesti tetap memikirkannya, Pak
Jagabaya. Sebagai seorang lurah, saya
tidak akan berdiam diri menghadapi
per soalan ini.
02. J : Tapi maaf, Pak Lurah, saya rasa tin-
dak
an Pak Lurah dalam menghadapi
per
soalan ini kurang tegas. Maaf, Pak
Lurah, kurang cepat.
03. L : Memang, saya sadari saya kurang tegas
dalam hal ini, saya sadari betul, Pak
Jagabaya. Tapi tindakan saya yang kurang
cepat ini sebetulnya bukan berarti apa-
apa. Terus terang, dalam meng
hadapi
per
soalan ini saya tidak mau tergesa-
gesa.
04. J : Memang tidak perlu tergesa-gesa,
Pak Lurah. Tapi tidak tergesa-gesa
bukan
pula berarti diam saja hanya
menunggu berita. Pak Lurah kan
tinggal mem
berikan perintah atau
izin kepada saya untuk mengerahkan
pemuda desa kita untuk mengadakan
ronda kampung tiap malam.
05. L : Iya, saya tahu, Dik, eh, Pak Jagabaya.
Tapi dalam saat-saat terakhir ini
pe muda desa kita sedang saya gem-
bleng dalam mendalami kesenian.
Pak Jaga baya tahu, dalam tempo
satu bulan lagi Bapak Bupati akan
meninjau desa kita. Saya sedang
mempersiapkan pemuda-pemuda
desa kita untuk menyambut
nya
dengan acara-acara kesenian. Saya
mengerti benar, tentang selera Pak
Bupati. Dia adalah seorang pencinta
kesenian dan ia akan bangga sekali
jika tahu rombongan kesenian yang
me
nyambutnya adalah pemuda dari
desa kita. Kita akan mendapat pujian
yang tinggi dan Pak Bupati akan selalu
memerhatikan desa kita.
07. J : Tapi apa artinya kita dapat pujian Pak
Bupati, jika kenyataannya desa kita
3. C (Carik)
4. W (Wongsokariyo)
Mengidentifi
kasi Unsur-Unsur
Mengidentifi
kasi Unsur-Unsur
Pementasan
Pementasan
Drama
Drama
A
Tujuan Belajar
Anda diharapkan dapat:
• menentukan
tokoh
dan latar dalam
pementasan drama;
• menentukan konfl ik
dengan menunjukkan
data yang mendukung.
119
119
Menelaah Cerpen
sendiri malahan tidak aman? Walapun
Pak Bupati tidak tahu, tapi yang
merasakan terganggunya keamanan
adalah penduduk desa kita, rakyat
kita sendiri, Pak Lurah.
karawitan, dilatih ketoprak. Semuanya
dilatih kesenian! Jangan cuma pemuda-
pemudanya, tapi semuanya, semuanya!
Nggak usah mengurusi sawah dan ladang
atau teman-teman mereka.... Jadikan saja:
desa ini desa kesenian!.
Mau pergi saking marahnya, tapi di-
cegah oleh Pak Lurah dan Pak Carik
.
10. L : Lho... lho... kok terus begitu, Pak
Jagabaya? Sabar
toh
, sabar, kalau
memang Pak Jagabaya tidak setuju
ya mari kita bicara secara baik-baik.
Sekarang duduk dulu, Pak Jagabaya,
mari duduk dulu. Nah, sekarang mau-
nya Pak Jagabaya bagaimana? Coba
katakan dengan sabar. Dik Carik, coba
Dik Carik memberikan pen
dapatnya!
Katakan, Dik Carik, bagaimana?
11. C : (
Gugup
) Wah, anu, eh, saya kira usul
dari Mas Jagabaya untuk mengada-
kan ronda kampung memang perlu
juga sebab... eh... si maling yang tiap
malam mengacau itu memang perlu
dirondai! Eh, kita perlu meronda
untuk meng atasi nekadnya si maling
yang kurang ajar itu. Ia malah binasa.
Ya, sudah, saya mesti dihukum Pak
Polisi, tidak apa-apa. Sebab sekarang
saya telah menjadi orang yang hebat,
bisa menangkap maling hingga mati.
Sumber
:
Apresiasi Sastra
, 1997
08. L : Berapa banyak penduduk yang
menderita kerugian akibat gangguan
maling itu? Dan bandingkan dengan
pujian yang bakal kita terima. Bayang-
kan, Pak Jagabaya, seluruh penduduk
desa kita akan ikut bangga dipuji oleh
Bapak Bupati karena maju dalam
dunia ke senian.
09. J : Kalau Pak Lurah punya cita-cita se
macam
itu, ya, sudah. Akan lebih baik lagi kalau
semua rakyat di desa ini baik tua-muda,
anak laki-laki dan perempuan dilatih saja
Dalam cerita drama tersebut, ada empat orang tokoh dengan
karakter sebagai berikut.
Lurah : kurang bertanggung jawab, tidak tegas, ber -
mental penjilat, dan terlalu banyak retorika.
Jagabaya
: tegas, bertanggung jawab, keras, dankritis.
Carik
: gugup dan jujur.
Wongsokariyo : mudah panik (sulit mengendalikan emosi).
Konfl
ik terjadi saat adanya perbedaan pendapat yang
meruncing antara Lurah dan Jagabaya. Konfl
ik dalam drama ini
menunjukkan ada karakteristik tokoh yang unik. Adapun latar
pendopo kelurahan amat menunjang situasi pengem bangan latar
terlihat dari pengarang sebagai berikut "pentas menggambarkan
pendopo kelurahan.... karakter tiap-tiap tokoh. Dapatkah Anda
menunjukkan munculnya karakter tiap tokoh berdasarkan
kedudukan si tokoh (jabatan) di pemerintahan desa?
120
120
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
1. Identifi
kasilah tokoh- tokoh dan karakter dalam drama
tersebut.
2. Tunjukkanlah teks yang menggambarkan konfl
ik.
berani, aku orang kecil. Dan
kalau saja mereka memegangi
kemudian merasakan detak
darahku, pastilah mereka akan
tahu... bahwa aku lapar.
11. Istri
: Oh suamiku, kau terlalu lemah.
Istirahatlah.
12.
Suami : Ya, benar. Bisakah kau mem-
bikin kan api?
13. Istri : Buat apa?
14. Suami : (Tak memerhatikan) Ada ker-
tas?
15. Istri :
(Mengambil lembaran surat
kabar yang usang) Ini.
16. Suami : Ba
gus. Ini bisa menolong
malam nanti kalau kedinginan.
(Membuka surat kabar itu)
Surat kabar, anu atau entah apa
itu namanya, mem
beritakan
bahwa kita adalah bangsa yang
berbahagia. (Menyala kan korek
api)
Sumber
: Majalah
Horison,
1999
Bacalah drama berikut oleh dua orang di depan kelas. Sementara
teman-teman Anda yang lain mendengarkannya. Tutuplah buku
Anda dan perhatikan dengan baik.
Orang Terusir
Karya Ajie Sudhamiadi Mukhsin
Para Pelaku:
1.
Istri
2. Suami
Panggung menggambarkan sebuah kamar
yang reot. Di dalamnya terdapat sebuah dipan
dan dua buah kursi yang sudah rusak pula. Sua-
sana kemiskinanlah yang tampil di situ.
01. Istri : (Mengharap) Banyakkah hasil
yang kauterima hari ini?
02.
Suami :
Bah. Kosong sama sekali, se
per-
em
pat rupiah pun tak dapat,
dan kau bagaimana?
03. Istri : Ada seorang wa
nita muda
mem beri makan kepada kita.
04. Suami : Terima kasih. Moga-moga Tu-
han mem
berkahinya. Apa yang
di berikannya?
05. Istri : Sepotong roti.
06. Suami :
Kalau begitu, masih adakah
sim panan untuk esok pagi?
07. Istri : Masih. Tetapi hanya untuknya.
08. Suami : Tak
ada yang lain? Ah, maksudku
selain dari roti itu.
09. Istri : Ada. Sepotong nasihat, supaya
jangan membawa anak itu ke
luar, karena udara terlalu
lembap.
10. Suami : Oh, mer
eka selalu memberikan
nasihat. Jangan mengemis. Ja-
ngan membawa anak itu ke luar.
Anda orang, baik-baik. Padahal
aku juga ingin menjelaskan
kepada mereka, tapi, aku tak
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
121
121
Menelaah Cerpen
Cerpen merupakan karya sastra yang paling banyak ditulis
orang. Cerpen terdiri atas unsur-unsur yang menyusunnya. Dalam
Pelajaran ini, Anda akan mencatat hal-hal penting dari sebuah cer-
pen. Hal-hal penting yang terdapat dalam sebuah cerpen bisa berupa
peristiwa atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Sekarang bacalah kutipan cerpen berikut, kemudian tentukan
nilai-nilai penting yang ada dalam cerpen tersebut.
Menceritakan
Menceritakan
Isi Cerpen atau Novel
Isi Cerpen atau Novel
B
Anda diharapkan dapat:
• mencatat hal-hal
penting dari cerpen
atau novel;
• menyampaikan hal-hal
penting dari cerpen
atau novel yang dicatat.
Tujuan Belajar
Darmon
Karya Harris Effendi Thahar
Dari suara dan sopan santunnya menyapa,
saya cukup simpati. Tetapi melihat tampangnya,
pakaiannya, dan bungkus rokok yang sekilas saya
lihat di kantung kemejanya, saya kurang berkenan.
"Saya Darmon, teman anak Bapak, Maya,
yang mengantar malam-malam sehabis demo ke
DPR tempo hari."
"Oh, ya? Saya tidak ingat kamu waktu itu.
Tetapi, saya pikir Maya masih belum pulang dari
kampus. Mau menunggu?" tawar saya tanpa sengaja
dan saya berharap dia cepat-cepat pergi. Tetapi,
tampaknya dia lebih lihai dari yang saya duga.
"Tidak apa-apa Pak, kebetulan saya sudah
lama ingin ketemu Bapak, ngomong-ngomong
soal sikap pemerintah terhadap gerakan refor-
masi oleh mahasiswa."
"Oh, apa tidak salah? Saya kan bukan pe-
jabat, cuma pegawai negeri biasa," kilah saya sambil
terus menyiram pot-pot bonsai ke
sayang
an saya
di teras.
"Justru itu, Pak. Kalau Bapak seorang pejabat
atau bekas pejabat, pasti Bapak terlibat KKN dan
tidak suka dengan saya, karena saya salah seorang
dari mahasiswa yang ikut men demo pejabat teras
di daerah ini."
Entah bagaimana, saya merasa tersanjung
dan mulai simpati pada anak muda itu, meski
dalam hati bercampur rasa was-was kalau-kalau
dia ternyata pacar Maya. Lebih jauh lagi, rasanya
Maya tak pantas pacaran dengannya. Setidaknya
menurut keinginan saya, pacar Maya, yang sekarang
baru sembilan belas usianya itu, harus lah tampan
dan kelihatan punya wawasan luas. Ini Darmon,
seperti yang diperkenalkan nya tadi, kelihatan tidak
intelek dan lebih mirip kernet bus kota.
Ia begitu saja mengikuti langkah kaki saya
memilih tanaman-tanaman kecil saya yang patut
disemprot air karena kelihatan kering. Seperti-
nya Darmon tidak begitu tertarik dengan tanam-
an, malah mencecar saya dengan pertanyaan-
pertanyaan sekitar politik dalam negeri.
"Ngomong-ngomong, kamu jurusan apa?"
"Pertanian. Budi Daya Pertanian," jawabnya
datar.
Saya terkesima dan telanjur menduga ia
belajar sosial politik, mulai kurang simpati karena
dia justru tidak tertarik dengan hobi saya.
"Ngomong-ngomong, kamu tahu tidak, nama
latin bonsai yang ini?"
"Oh, pohon asem ini? Kalau tidak salah,
Tamaridus indica."
"Kalau yang ini?" uji saya lebih jauh, kalau
memang ia mahasiswa fakultas pertanian.
"Ini jenis Ficus, Pak. Ini sefamili dengan karet.
Tepatnya yang ini Ficus benyamina."
"Kok kamu kelihatan tidak tertarik?"
"Bukan itu soalnya, Pak saya pikir, ini ke-
senangan orang yang sudah mapan seperti Bapak.
122
122
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Setelah Anda membaca kutipan cerpen tersebut, tuliskan hal-
hal penting yang terdapat dalam cerpen tersebut. Bandingkanlah
catatan Anda dengan catatan berikut ini.
Hal yang penting dari cerpen tersebut yakni kita tidak
boleh menilai seseorang dari penampilannya saja dan kita harus
mensyukuri apa yang telah kita miliki.
Setelah Anda membaca cerpen "Darmon" dan menuliskan
hal-hal yang penting dari sekarang ceritakan kembali cerpen
tersebut dengan bahasa Anda sendiri.
Nah, sekarang kerjakan latihan berikut ini.
Bacalah kutipan cerpen di bawah ini. Kemudian catat hal-hal
penting yang ada dalam cerpen tersebut. Tuliskan kembali cerpen
tersebut dengan bahasa sendiri berdasarkan catatan yang telah Anda
buat. Serahkan hasil kerja Anda kepada guru Anda.
...
"Makanya pandai-pandai, agar kita bisa
hidup agak lumayan."
Saya cepat-cepat mencuci tangan meski
masih tersisa nasi dan lauk di piring. Saya mau
cepat-cepat ke teras, mendinginkan suhu badan
di bulan Februari yang panas, setelah hampir
enam bulan tidak diguyur hujan.
"Moneter ya moneter, orang-orang hidup
pada senang juga. Papa kalian? Jangankan mem-
perbaiki mobil, malah dijual. Sekarang rasain,
tiap pagi berebut bus kota."
Saya merasa bersyukur, istri saya tukang
protes sejak dulu. Kalau tidak, mungkin saya
sudah tidak bergairah lagi bekerja. Saya tidak
perlu bersedih karena menurut saya, masih
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tidak mungkin saya menggandrungi tanaman
yang membutuhkan perhatian besar dan halus
ini dalam keadaan liar seperti ini."
"Liar? Kamu merasa orang liar?"
"Nah, Bapak salah duga lagi. Bukan saya
orang liar, tetapi situasi perkuliahan, praktikum,
kegiatan kemahasiswaan, dan tambah lagi situasi
sekarang yang membuat mobilitas saya tinggi. Jadi,
bolehlah disebut liar, namun dalam pe
ngertian
yang saya sebutkan tadi."
Diam-diam saya merasa ditemani. Saya
menawarkan duduk berdua sambil minum kopi
di teras. Saya ingin tahu lebih jauh apa yang ada
dalam hati pemuda mirip gembel itu.
....
Saya mau tertawa, tetapi saya tahan. Tiba-
tiba saya ingin menggantinya dengan Darmon.
Dan, tiba-tiba pula sewaktu minum kopi di kantin
saya katakan pada Sanip agar dia meniru vitalitas
kejujuran dan keberanian seperti Darmon.
"Darmon yang mana Pak?"
Saya tertawa. Kali ini tidak bisa saya tahan.
"Ada anak muda, mahasiswa, aktivis reformasi,
tukang demo dan kelihatan kumal serta rambut-
nya tak terurus, tetapi dia pintar."
Sanip memandang wajah saya, seperti
ada sesuatu yang hendak dikatakannya. Sanip
meng
hirup kopinya pelan-pelan, lalu mem
buang
pandang jauh ke depan, menembus tembok
kantor.
Sumber
: Kumpulan
Cerpen Dua Tengkorak Kepala
,
Cerpen Pilihan Kompas, 2000
123
123
Menelaah Cerpen
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Bacalah sebuah novel yang menarik menurut Anda.
2. Catat hal-hal penting dari novel tersebut.
3. Ceritakan kembali novel tersebut sesuai dengan catatan yang
telah Anda buat.
banyak orang Indonesia yang hidupnya me
malu
-
kan meskipun berpendidikan lumayan.
Sebagai kepala sub-bagian, saya selalu
datang tepat waktu. Seperti biasa, selalu saja
saya orang pertama, itu biasa. Tetapi ketika
lewat di meja Sanip, saya jadi marah. Ternyata
surat edaran yang saya suruh kirim atas nama
bos, masih bertumpuk di mejanya. Begitu
saya melihat batang hidungnya, langsung saya
tuntut.
Sumber
:
Darmon, Cerpen Pilihan Kompas
, 2000
Dalam Pelajaran kali ini, Anda akan belajar menjelaskan
unsur-unsur intrinsik yang telah Anda tentukan, seperti tokoh,
latar, dan tema.
Karakter atau tokoh dalam cerita dapat diketahui dari apa
yang diperbuatnya, ucapan-ucapannya, peng
gambaran fi
sik
tokoh, pikiran-pikirannya, ataupun penerangan langsung oleh
pengarang.
Karakterisasi tokoh dapat dibentuk oleh peran narator
(pencerita/pengarang). Peran pengarang sebagai "aku" biasa
nya
banyak dimasuki paham-paham atau pandangan si pengarang itu
sendiri. Jadi, sebenarnya karakter tokoh dibentuk oleh pengarang
yang dipengaruhi oleh sejauh mana sang pengarang menentukan
siapa yang akan menentukan kisah. Hal ini didasar kan atas visi
sang pengarang itu sendiri dalam hubungannya dengan gayanya
mengarang.
Hal lainnya adalah tema yang menyangkut hubungannya
dengan pesan. Tema tersamar dalam seluruh isi cerita, yaitu
menyangkut satu tujuan. Tema mengangkat kondisi sosial budaya
dalam cerita (teks). Dengan demikian, pembaca akan memiliki
pemahaman tersendiri mengenai tema yang diangkat.
Terakhir, gaya penceritaan sebuah karya prosa ber
hu bungan
dengan kekhasan sang pengarang dalam menulis cerita. Gaya
Menganalisis Nilai-Nilai dalam
Menganalisis Nilai-Nilai dalam
Cerpen
Cerpen
C
Anda diharapkan dapat:
• menentukan
perwatakan
(karakterisasi) tokoh
dengan menunjukkan
kata-kata atau kalimat
yang mendukung;
• menjelaskan latar yang
mendukung emosi
tokoh;
• menjelaskan
peran narator
dalam perwatakan
(karakterisasi) tokoh;
• menentukan tema
dan amanat dikaitkan
dengan masalah sosial
budaya dalam teks;
• mendeskripsikan gaya
penceritaan dengan
memberikan bukti yang
mendukung.
Tujuan Belajar
124
124
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Peristiwa yang dialami oleh tokoh aku adalah kesepian itu.
Dalam kesepian itu, ia membutuhkan cara pengungkapan perasaan
Namun, suatu masa dalam rentang usiaku yang membuat
aku merasa sangat kesepian, asing, dan terpencil. Suatu ke-
asing
an dan kesepian yang menganga bagai rongga sebuah
kuburan yang terus digali sese
orang yang menunggu saat
kematian. Suatu kesepian yang dijeritkan gagak-gagak hitam.
Setelah mendengarkan pembacaan cerpen "Surat" tersebut,
Anda akan mengetahui tokoh dan peristiwa di dalam cerpen
tersebut. Tokoh yang menonjol adalah tokoh aku. Tokoh ini
adalah tokoh yang mengalami kesepian, keterasingan, dan ke-
terpencilan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penuturan sebagai
berikut.
Surat
Karya Nenden Lilis A.
....
Aku bukanlah seorang yang bisa menulis
surat dengan baik dan rapi. Aku pun tak
pernah ber pikir untuk menjadi seorang yang
menyukai surat-menyurat. Namun, suatu masa
dalam rentang usiaku yang membuat aku
merasa sangat kesepian, asing, dan terpencil.
Suatu ke
asing
an dan kesepian yang menganga
bagai rongga sebuah kuburan yang terus digali
sese
orang yang menunggu saat kematian. Suatu
kesepian yang dijeritkan gagak-gagak hitam.
Pada saat itulah aku membutuhkan cara
mengungkapkan perasaan hati. Maka, secara
tak disadari aku mulai menulis kalimat-kalimat,
dari yang pendek hingga yang panjang dalam
bentuk surat yang kutunjukan entah pada
siapa. Pada setiap siang yang lenggang, aku
melakukannya di loteng rumah di samping
jendela terbuka yang menghadap ke arah
bukit-bukit yang diam dan sunyi. Entahlah,
setiap selesai menulis surat itu, aku merasakan
suatu kelegaan dan ke nikmat an yang lapang.
...
Kadang-kadang surat-surat itu datang
pada malam hari. Sebenarnya, isi surat-surat
itu bervariasi. Isi surat itu sering sangat indah,
mengajakku berjalan-jalan melintasi abad-abad
di belakang, mengenali peradaban-peradaban tua
dan kisah-kisah manusia. Bahkan surat-surat itu
pun se cara memesona bercerita akan keajaiban-
keajaiban di zaman yang akan datang, atau
makna-makna di masa sekarang yang tak sempat
kupahami.
Aku merasa sangat bahagia bahwa entah
dengan keajaiban apa, aku balaskan setumpuk
surat dari surat-surat yang pernah kukirimkan.
Seringkali aku ingin mengetahui siapa
pembalas surat-suratku itu. Aku ingat alamat
yang pernah kutulis secara serampangan. Aku
pernah men cari alamat tersebut di buku-buku
alamat, namun tak pernah kutemukan nama
alamat seperti yang pernah kutulis itu. Di
belahan dunia manakah si pembalas suratku
berada, aku tidak tahu. Aku pernah menelepon
seseorang dengan nomor sembarangan untuk
melacak alamat surat itu, tapi tak pernah
kutemukan.
...
Sumber
:
Pikiran Rakyat
, 1997
penceritaan berhubungan langsung dengan gaya kebahasaan.
Gaya bahasa dapat langsung menyangkut penggunaan kalimat,
dialog, sampai gaya cara pandang tokoh.
Sekarang coba analisislah cerpen di bawah ini.
125
125
Menelaah Cerpen
Latar belakang dalam
sebuah cerpen dapat
men ciptakan karakter
atau tokoh yang unik.
Contohnya, latar dalam
masa peperangan akan
menciptakan tokoh
pemimpin, pengikut,
pemberani, atau
pengecut sekali pun.
Sumber
:
Telaah Sastra
, 2000
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
Sekarang, bandingkanlah jawaban Anda dengan penjelasan
berikut.
Pada setiap siang yang lengang, aku melakukannya di
loteng rumah di samping jendela terbuka yang menghadap ke
arah bukit-bukit yang diam dan sunyi. Entahlah, setiap selesai
menulis surat itu, aku merasakan suatu kelegaan dan kenikmatan
yang lapang.
Semua unsur intrinsik cerpen itu mendukung tema cerita,
yakni k
esepian. Kesepian bukanlah pilihan hidup. Manusia tidak
bisa hidup tanpa orang lain.
Di belahan dunia manakah si pembalas suratku berada, aku
tidak tahu. Aku pernah menelepon se
se orang dengan nomor
sembarangan untuk melacak alamat surat itu, tapi tak pernah
kutemukan.
Apabila Anda mempunyai pendapat lain tentang pen jelasan
unsur
-unsur dalam cerpen tersebut, tuliskan dan dis kusikanlah
dengan teman-teman Anda.
Bacalah penggalan cerpen berikut. Kemudian analisislah unsur-
unsur intrinsik yang ada dalam cerpen tersebut.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Aku merasa sangat bahagia bahwa entah
dengan keajaiban apa, aku balaskan setumpuk
surat dari surat-surat yang pernah kukirimkan.
Seringkali aku ingin mengetahui siapa pembalas
surat-suratku itu. Aku ingat alamat yang pernah
kutulis secara serampangan. Aku pernah me
n cari
alamat tersebut di buku-buku alamat, namun
tak
pernah kutemukan nama alamat seperti yang
pernah kutulis itu. Di belahan dunia manakah si
pembalas suratku berada, aku tidak tahu. Aku
pernah menelepon seseorang dengan nomor
sembarangan untuk melacak alamat surat itu,
tapi tak pernah kutemukan.
Sementara itu, aku terus mengirimkan
surat-surat seperti pertama kali kulakukan
meski dengan perasaan rendah dan kecil.
Perasaan itu menghantuiku karena surat-surat
yang kutulis sungguh tak ada artinya dan tak
sebanding dengan balasan surat-surat yang
kuterima. Sering aku merasa rindu pada si
pembalas surat-suratku. Kerinduan itu semakin
dalam, meng
hanyut
kan, dan mendesir-desirkan
darahku.
Sumber
:
Cerpen Surat,
Pikiran Rakyat
, 1997
hatinya. Dengan menulis surat, tokoh ini bisa merasa lega dan
nikmat yang lapang.
Kutipan tersebut pun menunjukkan adanya konfl
ik dalam
cerpen tersebut, yakni konfl
ik antara diri aku dengan batinnya
sendiri.
Sedangkan latar tempat, suasana, dan waktu yang
tersurat di dalam teks sangat mendukung suasana k
esepian sang
tokoh. Berikut ini latar cerpen tersebut.
126
126
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Dalam pelajaran sebelumnya, Anda
telah belajar menentukan
dan men jelaskan unsur intrinsik dalam sebuah cerpen. Dalam
proses belajar menjelaskan unsur intrinsik tersebut, tentunya Anda
menemukan keterkaitan antarkomponen/antarunsur dalam karya
yang dibaca. Dalam Pelajaran kali ini, akan dibahas hubungan
antarkomponen tersebut. Dengan Pelajaran ini, Anda diharapkan
mahir dalam menelaah sebuah prosa narasi secara tuntas.
Komponen yang dikandung oleh setiap bentuk karya fi
ksi
maupun cara penga rang memaparkan isi ceritanya memiliki
kesamaan, mes kipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung
perbedaan. Oleh sebab itulah, hasil telaah suatu roman, dapat juga
diterapkan baik dalam menelaah novel maupun cerpen.
1. Pemahaman Alur/ Plot dalam Prosa Naratif
Alur/plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahap-
tahap peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan
oleh para pelaku dalam suatu cerita. Tahap peristiwa yang
menjalin suatu cerita bisa terbentuk dalam rangkaian peristiwa
yang berbagai macam.
Perhatikan contoh berikut.
Saat terjadi tabrakan antara dua pengendara motor di jalan,
tanpa saling menyebut namanya masing-masing terlebih dahulu
atau tanpa berkenalan terlebih dahulu, kedua pengendara motor
tadi umumnya bertengkar saling me nyalah kan keduanya dan
menuntut ganti rugi. Setelah polisi datang, misalnya masalah
diselesaikan baik-baik, kedua orang itu dapat damai.
Secara ringkas, cerita itu akan berada dalam rang kaian
komplikasi, konfl ik, klimaks, peleraian, penyelesaian, dan
pengenalan.
Menelaah Komponen Kesastraan
Menelaah Komponen Kesastraan
Teks Prosa Naratif
Teks Prosa Naratif
D
2. Pemahaman Tokoh dalam Prosa Naratif
Peristiwa dalam prosa naratif seperti halnya peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku
cerita. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita mampu
menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Cara pengarang dalam
menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan.
Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu
cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan
tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya
Anda diharapkan dapat:
• memahami aspek-
aspek kesastraan
cerpen, novel, dan
hikayat;
• menganalisis unsur-
unsurnya.
Tujuan Belajar
127
127
Menelaah Cerpen
1. Bacalah cerpen, novel atau hikayat.
2. Amatilah hal-hal yang berhubungan dengan konfl
ik,
perwatakan, latar, dan amanat yang terkandung di dalamnya.
3. Diskusikan hasil kerja Anda.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
Bacalah sebuah cerpen untuk didiskusikan. Kemudian,
analisislah unsur intrinsiknya disertai data yang mendukung.
hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut
tokoh tambahan atau tokoh pembantunya.
Untuk memahami watak pelaku, Anda dapat menelusuri-
nya dengan cara (1) tuturan pengarang terhadap karakteristik
pelakunya, (2) gambaran yang diberikan pengarang lewat
gambaran lingkungan kehidupan ataupun cara ber
pakaian, (3)
menunjukan bagaimana perilakunya, (4) melihat bagaimana
tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri, (5) memahami
bagaimana jalan pikirannya, (6) melihat bagaimana tokoh lain
berbicara tentangnya, (7) melihat bagaimana tokoh lain ber-
bincang dengannya, (8) melihat bagaimana tokoh-
tokoh yang lain
itu memberikan reaksi terhadapnya, dan (9) melihat bagaimana
tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya.
Sekarang, kerjakan latihan di bawah ini.
•
Drama adalah salah satu karya sastra yang menggambarkan
kehidupan dan watak melalui tingkah laku dan dialog.
Unsur-unsur intristik dalam drama hampir sama dengan
karya sastra lain yakni, tokoh, latar, tema, pesan, dan
nilai.
•
Cerpen merupakan karya sastra yang ditulis secara cermat
dan hemat yang berfokus pada satu pokok masalah. Dalam
sebuah cerpen terdapat pesaan atau nilai yang dapat
diambil. Pesan tersebut akan diketahui jika kita membaca
cerpen tersebut secara cermat.
Intisari
Intisari
Pelajaran 9
Pelajaran 9
128
128
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Setelah selesai pelajaran ini, kini Anda dapat mengidentifi
kasi
unsur-unsur dalam pementasan drama yang Anda tonton, Anda
pun menjadi mudah mengetahui hal-hal penting dan nilai-nilai
dari sebuah cerpen atau novel yang telah Anda baca. Hal ini akan
memudahkan Anda dalam menceritakan apa yang Anda baca
kepada teman Anda.Selain itu, kini Anda pun dapat memahami
aspek-aspek kesastraan dalam teks prosa naratif. Dengan begitu,
Anda akan semakin dapat mengapresiasi sastra.
Refl
eksi
Refl
eksi
Pelajaran 9
Pelajaran 9
Sumbadra : Kalau betul Kakang Semar
Dewa, tentu besar pula
perse
diaan maafnya.Ter-
utama bagi manusia seperti
saya.
Sumbadra : Apa dengan pertimbangan itu
pula Dinda meminta Kanda
Arjuna menggunting kuncung-
nya?
Srikandi
: Begitulah kira-kira ....
Larasati : Astaga.
Sumbadra :
Dan Dinda tidak peduli akibat-
nya?
Srikandi : P
ersoalan dianggap selesai,
sesudah minta saya maaf?
Sumbadra : Egois. Takabur.
Sumber
: Naskah drama
Semar Gugat,
1995
2. Ceritakan kembali kutipan cerpen "Surat" karya Nenden
Lilis yang terdapat pada Pelajaran 9 bagian C dengan bahasa
sendiri. Kemudian catat nilai-nilai pentingnya.
3. Bacalah sebuah novel, kemudian analisis unsur-unsur
intrinsik yang ada dalam novel tersebut.
Kerjakanlah soal-soal berikut dengan tepat.
Sumbadra : Permintaan Dinda sangat ge-
gabah,
sulit dipahami makna
dan tujuan
nya. (
Semua diam
,
terhenyak dan tidak melakukan
tindakan apa-apa
) Itu lantaran
semua masih hormat dan
menyayangi Kanda Arjuna.
Larasati
: Dan juga, demi solidaritas trah
satria.
Sumbadra : Lagipula dianggap tabu me
ma-
rahi kedua mempelai pada hari
pertama pernikahan. Tapi,
Din-
da sungguh keterlaluan. Kurang
pikir dan terkesan sedang
meng ambil kesempatan.
Srikandi
: Saya sudah mengaku salah dan
minta maaf...
Latihan Pemahaman
Latihan Pemahaman
Pelajaran 9
Pelajaran 9
1. Bacalah kutipan naskah drama di bawah ini, kemudianTentu-
kan unsur-unsur intrinsik dalam penggalan naskah tersebut.